Tuesday, August 21, 2012

Kaum Elit Intelektual





“ Sejarah Indonesia adalah Sejarah Pemudanya.”--(Benedict Anderson)--

Sudah sepuluh tahun lebih, era reformasi berjalan menggantikan era orde baru yang otoriter, oportunis, dan pragmatis. Era reformasi negeri ini diharapkan membawa perubahan-perubahan berarti untuk mewujudkan masyarakat madani ( civil society) negeri Indonesia. Era reformasi terlahir sebagai implikasi kegeraman rakyat atas sistem orde baru yang seringkali menegasikan aspirasi rakyat dan penuh akan oligarki-oligarki tertentu.
Mahasiswa sebagai salah satu elemen penentu kehidupan bangsa turut andil dalam proses revolusi sistem dari orde baru menuju era reformasi. Masyarakat seolah-olah mendapat sebuah renaissance dalam segala aspek kehidupan, serta tampak dengan jelas cita-cita kemerdekaan yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 segera terwujud pada era yang baru ini, terlebih melalui tangan dingin mahasiswa.
Kita semua tahu, bahwa sejarah pergerakan bangsa Indonesia terlahir atas dasar inisiasi kaum-kaum intelektual bangsa untuk segera lepas dari kungkungan campur tangan penjajah. Pergerakan-pergerakan yang bersifat kedaerahan ( etnosentris ) lama-kelamaan luntur bertransformasi menjadi pergerakan nasional. Para intelektual muda pada waktu itu beranggapan bahwa jika bangsa ini masih bergerak sendiri-sendiri,  parsial, dan sarat kepentingan, bangsa ini tidak akan merdeka. Sehingga pejuang-pejuang kemerdekaan merasa perlu adanya pergerakan secara masif dan terintegrasi, tak terkecuali para pejuang kemerdekaan dari kalangan intelektual muda. Dan ikrar kesatuan terhimpun menjadi satu dalam momen Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Dimana pada waktu itu, semua elemen pemuda turut hadir berikrar janji bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, INDONESIA.
Mahasiswa sebagai elit intelektual dari kalangan pemuda sudah seharusnya meneruskan perjuangan bangsa Indonesia menuju cita-cita agung bangsa Indonesia. Mengapa harus elit intelektual?. Mahasiswa merupakan komunitas istimewa yang diberi kesempatan lebih untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi. Mahasiswa sejatinya sudah mengalahkan beribu-ribu pesaing untuk mendapatkan gelar Mahasiswa. Sehingga tidaklah berlebihan jika Mahasiswa disebut sebagai elit intelektual yang semestinya mampu menyelesaikan masalah-masalah kebangsaan saat ini maupun yang akan datang.
Mahasiswa sebagai elit intelektual sejatinya dikaruniai sifat kepeloporan, keberanian, dan kritis dalam menyikapi berbagai hal. Sifat-sifat tersebut dapat kita dapatkan apabila kita mau dan berkomitmen untuk menempa diri dalam kawah candradimuka kehidupan kampus. Ironisnya, saat ini mahasiswa terjerumus dalam perilaku hedonisme dan pragmatisme. Tidak jarang kita temui mahasiswa yang terlibat langsung dalam praktek NARKOTIKA serta berbagai hal yang berbau materialistis belaka tanpa memikirkan nasib bangsa ini kedepan. Hal ini jelas distortif dengan sifat kepeloporan, keberanian, dan kritis mahasiswa.
Mahasiswa  sudah seharusnya berpikir futuristik idealis untuk menunjang kehidupan di kampus. Membiasakan budaya diskusi disemua lini baik dalam lingkup ketprofesian maupun sosial kebangsaan merupakan salah satu cara menumbuhkembangkan sifat mahasiswa sebagai kaum elit intelektual yang dikaruniai sifat kepeloporan, keberanian, dan kritis. Selain itu berorganisasi juga merupakan salah satu cara yang tak kalah penting untuk menjaga idealisme mahasiswa. Ingat, Sejarah Indonesia merupakan sejarah pemudanya. Tidak ada kata tidak sanggup untuk mahasiswa  untuk tidak berkontribusi untuk bangsa ini. Karena sejatinya mahasiswa merupakan komunitas harapan bangsa yang mampu menyelesaikan problematika-problematika bangsa ini. Tidak ada kata tidak sanggup untuk mahasiswa untuk tidak mampu berbuat banyak untuk bangsa ini. Sudah saatnya mahasiswa berbicara lebih dibidangnya masing-masing sesuai keprofesian maupun sosial kebangsaan. Sudah saatnya mahasiswa menjauhi perilaku hedonisme dan pragmatisme. Sudah saatnya mahasiswa berpikir futuristik idealis sesuai sesuai latar belakang mahasiswa sebagai elit intelektual yang dikaruniai sifat kepeloporan, keberanian, dan kritis dengan mengedepankan rasionalisasi berpikir bukan mengedepankan respons keadaan belaka.
Momentum peringatan tujuh belasan tahun 2012 ini serta momen kembali ke kedaan fitri setelah sebulan penuh melawan hawa nafsu dengan berpuasa dapat dijadikan suatu titik awal kebangkitan pemikiran-pemikiran dan aksi-aksi mahasiswa saat ini.
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 67
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1433 H
MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN, semoga bangsa Indonesia menjadi bangsa yang selalu diberkahi dan diridhoi oleh Allah SWT. Amiin.
GO AHEAD


2 comments

Posts a comment

 
© 2013 HMI Komisariat Perkapalan Sepuluh Nopember | Gebang Lor 14 Surabaya
Designed by HMI Komisariat Perkapalan
Back to top