Wednesday, August 8, 2012

Mahasiswa dan Estafet Tongkat Kepemimpinan

Mahasiswa, sebuah subjek intelektual harapan bangsa. ditangan mahasiswa, nasib bangsa Indonesia bertaruh. sebagai seorang mahasiswa, sudah sewajarnya kita berpikir idealis dan futuristik untuk nasib bangsa ini. Sudah menjadi suatu keharusan jika seorang pemuda intelektual belajar ilmu dan arti kepemimpinan. karena pada suatu saat nanti, kaum intelektual saat ini akan didapuk menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, menggantikan peran pemimpin-pemimpin bangsa saat ini.

Mahasiswa, sebagai subjek intelektual harapan bengsa dapat diartikan bahwa sudah seharusnya mahasiswa bukan menjadi problematika pembangunan bengsa Indonesia. Namun, sudah seharusnya menjadi problem solving dalam pembangunan bangsa. Membudayakan sikap terbuka, komunikatif, dan kritis dapat dijadikan pondasi awal untuk memcetak jiwa-jiwa pembangun dan jiwa-jiwa nasionalis dalam diri mahasiswa. Hal ini secara tidak langsung dapat mengikis praktek-praktek feodalisme di negeri ini. Organisasi mahasiswa intern maupun ekstra kampus dapat dijadikan tempat untuk menempa diri dan menumbuhkan budaya komunikatif dan kritis mahasiswa. Dengan mengadakan kajian strategis, debat, dan komunikasi banyak arah diharapkan dapat menumbuhkan jiwa Mahasiswa sebagai subjek pembangunan bangsa. Mahasiswa harus membuang jauh-jauh eksklusifisme dalam diri mahasiswa. Hal itu dimaksudkan agar mahasiswa dapat lebih mengerti dan memahami keadaan-keadaan umat dan bangsa.

Aspek kesejahteraan dapat menjadi parameter kemajuan bengsa. Banyaknya pengangguran warga Indonesia harus segera diatasi oleh mahasiswa sebagai kaum intelektual harapan bangsa.  Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia ( APINDO ) Sofyan Wanandi menyebutkan terjadinya pengangguran atau pencari kerja yang semakin tinggi di lingkungan kaum muda, selain adanya kesalahan paradigma kaum muda, juga akibat dari kuragnya pembekalan kaum muda dalam memasuki pasar kerja.  Hingga saat ini tercatat kurang lebih terdapat 11,1 juta penganggur dimana 374 ribu diantaranya merupakan sarjana ( Bob Ferdian: 2010 ).

Mahasiswa sudah seharusnya mampu mencetak lapangan kerja melalui enterpreneurship. Menumbuhkan sikap idealis dan futuristik dikalangan mahasiswa, merupakan suatu hal yang sangat penting mengingat pemuda intelektual adalah subjek pembangunan bangsa.

Sikap idealis dapat ditumbuhkembangkan selama mahasiswa mengikuti kegiatan-kegiatan kampus yang bersifat atraktif, kritis, dan sosial. Keberadaan organisasi kemahasiswaan diharapkan dapat membentuk kegiatan-kegiatan yang bersifat atraktif, kritis, dan sosial sehingga mahasiswa merasa perlu menumbuhkembangkan sikap idealis dan futuristik  dikalangan mahasiswa. Serta diharapkan idealisme mahasiswa  tidak luntur seiring berjalannya waktu. Artinya idealisme serta sikap futuristik mahasiswa tidak berhenti begitu saja setelah mahasiswa lulus dari perguruan tinggi.

Untuk menjadi negara maju, setidaknya 2 persen penduduk bergerak dibidang  enterpreneurship. Sedangkan penduduk yang bergerak dibidang enterpreneurshipsaat ini masih berkisar di angka 0.18 persen.  Jikapun tidak, mahasiswa nantinya diharapkan dapat menjadi pekerja-pekerja profesional yang mampu meningkatkan kinerja perusahaan-perusahaan yang dipimpinnya, sehingga dapat membuka lapangan kerja baru untuk kebutuhan peningkatan kinerja perusahaan.

Jiwa kepemimpinan mahasiswa harus ditumbuhkembangkan selama berada di lingkungan kampus. Regenerasi kepemimpinan harus dilakukan oleh bangsa ini, mengingat tidaklah mungkin generasi pemimpin bangsa sekarang terus-menerus mendapuk pilar kepemimipin bangsa ini hingga dua puluh tahun kedepan. Mahasiswa sebagi kaum intelektual harapan bangsa, sudah seharusnya menjadikan kampus menjadi tempat belajar dan melatih ketangkasan ( candradimuka ) dalam hal kepemimpinan. Melalui organisasi intra kampus maupun organisasi ekstra kampus mahasiswa dapat berlatih hal-hal berkaitan tentang Leadership.

Di zaman modern yang penuh dengan kompetisi ini, sudah sewajarnya dan seharusnya mahasiswa sebagai kaum intelektual harapan bangsa menghilangkan eksklusifismepada diri masing-masing. Sebab hal tersebut dapat mengurangi rasa kepekaan mahasiswa terhadapa nasib kaum dan bangsa ini. Selain itu sikap kritis, terbuka, futuristik, dan idealis harus ditumbuhkembangkan dikalnangan pemuda inteleltual sebagai subjek pembangunan. Dengan berorganisasi, sikap-sikap tersebut dapat ditumbuhkembangkan. Namun bukan berarti berorganisasi merupakan satu-satunya jalan untuk membentuk sikap-sikap tadi. Namun disini mempunyai arti bahwa berorganisasi turut andil dalam membentuk sikap-sikap tersebut. Banyak jalan lain untuk menumbuhkembangkan sikap kritis, terbuka, futuristik, dan idealis diantara melalui kegiatan keilmiahan, enterpreneurship, maupun membudayakan budaya diskusi.  Diabad yang serba modern ini diaharapkan Mahasiswa sebagai kaum intelektual subjek pembangunan bangsa dapat melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan saat ini di masa yang akan datang kelak. Sehingga visi Indonesia Emas 2030 dapat terwujud.

                                                                                                                    ditulis oleh : Wildan Himi Z.A

0 comments

Posts a comment

 
© 2013 HMI Komisariat Perkapalan Sepuluh Nopember | Gebang Lor 14 Surabaya
Designed by HMI Komisariat Perkapalan
Back to top