Oleh : Mas Sentot
Apa
yang menjadikan Indonesia sulit bersaing dengan negara lain? Mengapa Indonesia
selalu ketinggalan dengan negara lain? Mungkin itu menjadi pertanyaan umum yang
terlintas difikiran setiap orang yang baru sadar bahwa negeri ini sudah jauh
tertinggal dengan negeri lain. Padahal kalau dilihat dari kekayaan alam dan
letak geografi Indonesia, maka negara ini sangatlah diuntungkan dengan hal-hal
tersebut. Namun yang menjadi masalah adalah negeri ini seolah tidak mampu untuk
memaksimalkan pemberian Allah yaitu lautan yang membentang luas, tanah yang
subur, pantai yang indah, wilayah yang luas, dan banyak hal lain yang tidak
mungkin disebutkan semuanya.
Jikalau
dulu Bung Karno pernah berkta “Berikan aku sepuluh pemuda maka akan kuguncang
dunia”. Namun apakah Presiden Indonesia
masih berani berkata seperti itu jika melihat kondisi para pemuda Indonesia
sekarang? Yang mayoritas dari pemuda Indonesia masih belum bisa memahami makna
kata Nasionlisme. Padahal mereka sudah
sering menemui kata-kata tersebut dalam pelajaran kewarganegaraan di SMA atau
malah di SMP. Lantas dimanakah sembunyinya rasa nasionalisme yang pernah
dimiliki pemuda kita sebelum Indonesia merdeka?
Para
pemuda mempunyai peran yang sangat vital di dalam sebuah negara. Sejarah sudah
membuktikan bahwa para pemudalah yang mempunyai nilai juang dan semangat yang
tinggi. Mulai dari Lahirnya Budi Utomo yang merupakan awal sadarnya pemuda
Indonesia untuk bersatu, sampai meruntuhkan rezim orde baru yang telah memimpin
selama tida dekade dengan otoriter. Semua itu adalah berkat semangat dan
keberanian para pemuda untuk menciptkan perubahan ke arah yang lebih baik.
Masa
depan bangsa akan mudah untuk diramal hanya dengan kita melihat kondisi para
pemuda pada saat ini. Karena merekalah yang mau tidak mau akan menerima
ekstafet kepemimpinan bangsa ini. Jikalau
mereka tidak mau menyiapkan diri mereka mulai dari sekarang latas apa jadinya
masa depan negeri ini?
Generasi Emas Indonesia
Negeri ini sangat merindukan para pemuda yang
cinta tanah air. Karena saat ini kita para pemuda masih cenderung mempunyai
sifat arogansi golongan, kelompok, atau organisasi yang cukup besar. Selain hal
tersebut masalah apatis dan pragmatis juga sedang mewabah di kalangan pemuda
kita. Sehingga diantaranya timbul berbagai persaingan yang tidak dapat
dihindarkan lagi. Persaingan yang positif dan dilakukan dengan cara-cara yang
baik akan memperbaiki kondisi saat ini. Namun yang perlu di ingat jika
persaingan itu dalam hal yang negatif dan dilakukan dengan cara yang buruk dan
penuh kecurangan pastilah hanya menimbulkan suatu masalah yang baru.
Disadari
atau tidak, kita adalah generasi yang akan memimpin negeri ini ketika Indonesia
genap berusia 100 tahun. Hal ini tentunya menjadi tanggung jawab kita semua
para pemuda untuk member kado kepada negara kita. Pembentukan karakter yang
kuat adalah salah satu hal yang harus kita persiapkan sejak sekarang. Memupuk
integritas, etos kerja yang progresif, dan sikap cinta tanah air adalah
beberapa sifat yang harus kita tanamkan dalam-dalam di dalam diri kita.
Sebagai
penerus bangsa kita juga haru berani memikirkan masalah-masalah yang selama ini
dialami secara turun menurun oleh pendahulu kita. Serta menentukan rencana yang
strategis yang bisa dirintis mulai dari sekarang. Kita bisa bahu membahu
bersatu dengan yang lain dari berbagai latar belakang budaya, tingkat sosial,
dan pendidikan. Hal ini akan lebih mudah untuk menentukan rencana strategis
yang akan kita jalani kedepan.
HMI Untuk Umat dan Bangsa
Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) mempunyai peran strategis untuk menyiapkan generasi
bangsa. Hal tersebut sesuai dengan tujuan HMI yang terukir dalam pasal 4 AD HMI
yaitu “Terbinanya insan akademis,
pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas
terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subbhanahu Wata’la” . Sesuai dengan tujuan HMI diatas maka HMI
merupakan sebuah wadah bagi Mahasiswa Islam untuk mengembangkan dirinya dan
berpartisipasi aktif dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia.
Kelebihan
HMI adalah sebagai organisasi mahasiswa yang bersifat independen. Tidak ada
intervensi dari pihak luar dari pihak luar dari pihak luar di setiap nafas
kehidupan organisasi. Hal ini akan membuat para keder HMI bebas untuk mengungkapkan
pendapat dan bebas untuk berekspresi dan berkreasi. Karena pada dasarnya HMI
akan selalu berusaha untuk memenuhi student
need dan student interest. Jadi setiap kader HMI bisa
mengembangkan potensinya sesuai dengan yang diinginkan.
Usianya
yang hanya terpaut 2 tahun dari usia Indonesia membuat HMI sudah matang untuk
mengawal bangsa ini. Pada masa-masa sebelumnya HMI telah berhasil mencetak para
pemimpin bangsa yang ikut berkontribusi dalam pembangunan Indonesia. Namun yang
menjadi pertanyaan bersama adalah “masih mampukah HMI mencetak Generasi Bangsa
di usianya yang sudah senja ini?”. Hal ini akan dijawab oleh para anggota HMI
saat ini yang merupakan bagian dari generasi emas Indonesia.
Mengukir Sejarah dengan
Tinta Emas
Tidak
mudah memang untuk mengukir sejarah dengan tinta emas. Tapi hal ini bukan
berarti ini adalah hal yang mustahil untuk kita lakukan. Asal ada kemauan yang
besar yang besar yang disertai dengan tekad serta niat yang tulus hal ini bisa
tercapai. Jadilah seseorang yang mampu merubah menjadi lebih baik, jangan hanya
menjadi penonton suatu perubahan apalagi menjadi seseorang yang bertanya-tanya
kapan terjadi perubahan.
Ketahuilah
peranmu sebagai seorang kader umat dan juga kader bangsa ini. Tentukan tujuanmu
kedepan agar mempermudah untuk berjalan ke arah sana. Bergabunglah dengan
orang-orang yang mempunyai visi yang sama denganmu. Karena suatu perubahan
tidak akan sulit jika kita jalani bersama-sama. Indonesia menunggu kado ulang
tahun spesial darimu di usianya yang ke 100. So, Persiapkanlah dirimu mulai
dari sekarang. Jangan menunggu besok atau lusa.
0 comments
Posts a comment