Friday, February 8, 2013

REFLEKSI MILAD HMI KE-66



Berawal dari kondisi di awal kemerdekaan bangsa Indonesia yang membutuhkan kekuatan untuk dapat mempertahankan kemerdekaan bangsa, mendorong Lafran Pane berjuang membentuk organisasi mahasiswa yang dapat menopang kemerdekaan bangsa pada zaman tersebut hingga pada keesokan masa depan bangsa. Bermula dari kuliah Kuliah Tafsir oleh dosen Husein Yahya di Sekolah Tinggi Islam (STI), Yokyakarta, Lafran Pane memberanikan diri untuk meminta izin menggunakan tempat dan waktu kuliah tersebut dipakai rapat penting untuk pembentukan organisasi mahasiswa. Lafran Pane tampil di depan kelas menjelaskan secara lantang pemikirannya untuk segera membentuk organisasi mahasiswa Islam karena kebutuhan yang mendesak. Diantaranya adalah kondisi mahasiswa yang enggan memikirkan keberlangsungan kemerdekaan Negara Indonesia karena kesan glamour sangat merekat pada mahasiswa Indonesia di awal kemerdekaan. Selain itu, Lafran Pane menilai bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh sikap mahasiswa yang enggan untuk mempelajari masalah-masalah keagamaan. Lafran Pane memiliki pandangan banhwa sudah saatnya mahasiswa Islam memiliki wadah untuk berhimpun serta memperjuangkan derajat rakyat Indonesia serta kemerdekaan Indonesia dengan menitik-beratkan nilai-nilai Islam sebagai landasan dalam berjuang. Sehingga lahir mahasiswa-mahasiswa Islam yang mampu mengisi kemerdekaan dengan mengembangkan dan menegakkan ajaran agama Islam sebagai upaya untuk mempertahankan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia. Melaluui ijin Allah SWT, tepat pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H bertepatan dengan 5 Februari 1947 M, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berdiri.
Dengan menjadikan semangat Ke-Islaman dan Ke-Indonesiaan sebagai landasan berjuang, HMI mampu mencetak kader-kader yang mumpuni dan tersebar di berbagai sektor, mulai dari kalangan birokrasi hingga professional. Pemahaman status, fungsi, dan peran oleh kader-kader HMI merupakan suatu keharusan dalam menghadapi tantangan zaman yang mengharuskan persaingan untuk menjadi pemenang. Status HMI sebagai organisasi mahasiswa, fungsi HMI sebagai organisasi kader, dan peran HMI sebagai organisasi perjuangan selalu menjadi senjata utama kader HMI dalam berjuang mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Sebagai organisasi yang beernafaskan Islam, HMI harus senantiasa mempelajari dan mengembangkan wawasan ke-Islaman sehingga dapat tercetus ide-ide/pemikiran-pemikiran/karya-karya yang bersifat pembaharu yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. HMI harus dapat mengambil peran populis dalam masyarakat dengan memaksimalkan potensi-potensi pengabdian oleh kader-kader HMI sesuai amanah dalam Tri Darma Perguruan Tinggi yang mengharuskan mahasiswa selalu mengabdi serta di tegaskan kembali dalam tujuan HMI, yakni menjadi Insan Pengabdi. Proses Pengaderan yang mengarah pada pembinaan kader yang memiliki jiwa militan dan kritis harus senantiasa dilakukan guna menjadikan HMI sebagai organisasi yang berani bersuara dan menyuarakan kepentingan rakyat di atas segala-galanya. Dalam memperingati Milad HMI ke-66, merupakan pekerjaan rumah besar bagi tiap kader HMI untuk senantiasa berkader dengan menjadikan wawasan Ke-Islaman ke-Bangsaan sebagai refleksi dasar untuk perbaikan diri serta berani mengambil peran populis dalam masyarakat  sebagai  upaya untuk mewujudkan tujuan HMI yakni terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat aadil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata’ala. Yakinlah bahwa setiap usaha akan tercapai.

“HMI Harapan Masyarakat Indonesia” (Jenderal Sudirman)

Bahagia HMI
Selamat Milad HMI ke-66
5 Februari 1947- 5 Februari 2013

0 comments

Posts a comment

 
© 2013 HMI Komisariat Perkapalan Sepuluh Nopember | Gebang Lor 14 Surabaya
Designed by HMI Komisariat Perkapalan
Back to top